AS - SALAFIYAH

1001 Kisah Tentang Islam, Himpunan Teladan dan pengetahuan lainnya

Kisah Pemuda Beribu-Bapakan Babi

post by Unknown Saturday, December 29, 2012 0 komentar

Nabi Musa adalah satu-satunya Nabi yang berbincang-bincang dengan Allah S.W.T setiap kali dia hendak bermunajat, Nabi Musa akan naik ke Bukit Tursina. Di atas bukit itulah dia akan berbicara dengan Allah. Nabi Musa sering bertanya dan Allah akan menjawab pada waktu itu juga. Inilah kelebihannya yang tidak ada pada nabi-nabi lain.
Suatu hari Nabi Musa telah bertanya kepada Allah. "Ya Allah, siapakah orang di syurga nanti yang akan berjiran dengan aku?".
Allah pun menjawab dengan mengatakan nama orang itu, kampung serta tempat tinggalnya. Setelah mendapat jawapan, Nabi Musa turun dari Bukit Tursina dan terus berjalan mengikut tempat yang diberitahu. Setelah beberapa hari di dalam perjalanan akhirnya sampai juga Nabi Musa ke tempat berkenaan.

Dengan pertolongan beberapa orang penduduk di situ, beliau berjaya bertemu dengan orang tersebut. Setelah memberi salam beliau dipersilakan masuk dan duduk di ruang tamu.
Tuan rumah itu tidak melayani Nabi Musa. Dia masuk ke dalam bilik dan melakukan sesuatu di dalam. Sebentar kemudian dia keluar sambil membawa seekor babi betina yang besar. Nabi Musa terkejut melihatnya. "Apa hal ini?, kata Nabi Musa berbisik dalam hatinya penuh keheranan.

Babi itu dibersihkan dan dimandikan dengan baik. Setelah itu babi itu di lap sampai kering serta dipeluk cium kemudian dihantar semula ke dalam bilik. Tidak lama kemudian dia keluar sekali lagi dengan membawa pula seekor babi jantan yang lebih besar. Babi itu juga dimandikan dan dibersihkan. Kemudian di lap hingga kering dan dipeluk serta cium dengan penuh kasih sayang. Babi itu kemudian dihantar semula ke bilik.
Selesai kerjanya barulah dia melayani Nabi Musa. "Wahai saudara! Apa agama kamu?". "Aku agama Tauhid", jawab pemuda itu yaitu agama Islam. "Habis, mengapa kamu membela babi? Kita tidak boleh berbuat begitu." Kata Nabi Musa.

"Wahai tuan hamba", kata pemuda itu. "Sebenarnya kedua babi itu adalah ibu bapa kandung ku. Oleh karena mereka telah melakukan dosa yang besar, Allah telah menukarkan rupa mereka menjadi babi yang buruk rupanya. Soal dosa mereka dengan Allah itu soal lain. Itu urusannya dengan Allah. Aku sebagai anaknya tetap melaksanakan kewajibanku sebagai anak. Hari-hari aku berbakti kepada kedua ibu bapaku seperti mana yang tuan hamba lihat tadi. Walaupun rupa mereka sudah menjadi babi, aku tetap melaksanakan tugasku.", sambungnya.

"Setiap hari aku berdoa kepada Allah agar mereka diampunkan. Aku memohon supaya Allah menukarkan wajah mereka menjadi manusia yang sebenarnya, tetapi Allah masih belum mengabulkannya.", tambah pemuda itu lagi.
Maka ketika itu juga Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa a.s. 'Wahai Musa, inilah orang yang akan berjiran dengan kamu di Syurga nanti, hasil baktinya yang sangat tinggi kepada kedua ibu bapanya. Ibu bapanya yang sudah buruk dengan rupa babi pun dia berbakti juga. Oleh itu Kami naikkan makamnya sebagai anak soleh disisi Kami."

Allah juga berfirman lagi yang bermaksud : "Oleh karena dia telah berada di makam anak yang soleh disisi Kami, maka Kami angkat doanya. Tempat kedua ibu bapanya yang Kami sediakan di dalam neraka telah Kami pindahkan ke dalam syurga."
Itulah berkat anak yang soleh. Doa anak yang soleh dapat menebus dosa ibu bapa yang akan masuk ke dalam neraka pindah ke syurga. Ini juga hendaklah dengan syarat dia berbakti kepada ibu bapanya. Walaupun hingga ke peringkat rupa ayah dan ibunya seperti babi. Mudah-mudahan ibu bapa kita mendapat tempat yang baik di akhirat kelak.

Walau bagaimana buruk sekali pun perangi kedua ibu bapa kita itu bukan urusan kita, urusan kita ialah menjaga mereka dengan penuh kasih sayang sebagaimana mereka menjaga kita sewaktu kecil hingga dewasa.
Walau banyak sekali pun dosa yang mereka lakukan, itu juga bukan urusan kita, urusan kita ialah meminta ampun kepada Allah S.W.T supaya kedua ibu bapa kita diampuni Allah S.W.T.
Doa anak yang soleh akan membantu kedua ibu bapanya mendapat tempat yang baik di akhirat, inilah yang dinanti-nantikan oleh para ibu bapa di alam kubur.

Arti sayang seorang anak kepada ibu dan bapanya bukan melalui hantaran uang ringgit, tetapi sayang seorang anak pada kedua ibu bapanya ialah dengan doanya supaya kedua ibu bapanya mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah.

Ada seorang perempuan tua yang taat beragama, tetapi suaminya seorang yang fasik dan tidak mau mengerjakan kewajiban agama dan tidak mau berbuat kebaikan.
Perempuan itu senantiasa membaca Bismillah setiap kali hendak bercakap dan setiap kali dia hendak mengerjakan sesuatu senantiasa didahului dengan Bismillah. Suaminya tidak suka dengan sikap istrinya dan senantiasa memperolok-olokkan istrinya.
Suaminya berkata sambil mengejek, "Asyik Bismillah, Bismillah. Sekejap-sekejap Bismillah."

Istrinya tidak berkata apa-apa sebaliknya dia berdoa kepada Allah S.W.T. supaya memberikan hidayah kepada suaminya. Suatu hari suaminya berkata : "Suatu hari nanti akan aku buat kamu kecewa dengan bacaan-bacaanmu itu."
Untuk membuat sesuatu yang memeranjatkan istrinya, dia memberikan uang yang banyak kepada istrinya dengan berkata, "Simpan duit ini." Istrinya mengambil duit itu dan menyimpan di tempat yang aman, di samping itu suaminya telah melihat tempat yang disimpan oleh istrinya. Kemudian dengan senyap-senyap suaminya itu mengambil duit tersebut dan mencampakkan beg duit ke dalam perigi di belakang rumahnya.

Setelah beberapa hari kemudian suaminya itu memanggil istrinya dan berkata, "Berikan padaku duit yang aku berikan kepada engkau dahulu untuk disimpan."
Kemudian istrinya pergi ke tempat dia menyimpan duit itu dan diikuti oleh suaminya dengan berhati-hati dia menghampiri tempat dia menyimpan duit itu dia membuka dengan membaca, "Bismillahirrahmanirrahiim." Ketika itu Allah S.W.T. menghantar malaikat Jibrail A.S. untuk mengembalikan beg duit dan menyerahkan duit itu kepada suaminya kembali.

Alangkah terperanjat suaminya, dia berasa bersalah dan mengaku segala perbuatannya kepada isterinya, ketika itu juga dia bertaubat dan mula mengerjakan perintah Allah, dan dia juga membaca Bismillah apabila dia hendak memulakan sesuatu kerja.

Dialog Abu Hanifah Dengan Ilmuan Kafir Tentang Ketuhanan

post by Unknown Friday, December 28, 2012 1 komentar

Imam Abu Hanifah pernah bercerita : Ada seorang ilmuwan besar, Atheis dari kalangan bangsa Rom, tapi ia orang kafir. Ulama-ulama Islam membiarkan saja, kecuali seorang, iaitu Hammad guru Abu Hanifah, oleh kerana itu dia segan bila bertemu dengannya.

    Pada suatu hari, manusia berkumpul di masjid, orang kafir itu naik mimbar dan mengadakan tukar fikiran dengan siapa saja, dia hendak menyerang ulama-ulama Islam. Di antara shaf-shaf masjid bangunlah seorang laki-laki muda, dialah Abu Hanifah dan ketika sudah berada dekat depan mimbar, dia berkata: "Inilah saya, hendak tukar fikiran dengan tuan". Mata Abu Hanifah berusaha untuk menguasai suasana, namun dia tetap merendahkan diri karena usia mudanya. Namun dia pun angkat berkata: "Katakan pendapat tuan!". Ilmuwan kafir itu hairan akan keberanian Abu Hanifah, lalu bertanya:

    Atheis : Pada tahun berapakah Rabbmu dilahirkan?
    Abu Hanifah : Allah berfirman: "Dia (Allah) tidak dilahirkan dan tidak pula melahirkan"
   Atheis : Masuk akalkah bila dikatakan bahawa Allah ada pertama yang tiada apa-apa sebelum-Nya?,      Pada tahun berapa Dia ada?
    Abu Hanifah : Dia berada sebelum adanya sesuatu.
    Atheis : Kami mohon diberikan contoh yang lebih jelas dari kenyataan!
    Abu Hanifah : Tahukah tuan tentang perhitungan?
    Atheis : Ya.
    Abu Hanifah : Angka berapa sebelum angka satu?
    Atheis : Tidak ada angka (nol).
    Abu Hanifah : Kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain yang mendahuluinya, kenapa tuan heran kalau sebelum Allah Yang Maha satu yang hakiki tidak ada yang mendahuluiNya?

Atheis : Dimanakah Rabbmu berada sekarang?, sesuatu yang ada pasti ada tempatnya.
    Abu Hanifah : Tahukah tuan bagaimana bentuk susu?, apakah di dalam susu itu keju?
    Atheis : Ya, sudah tentu.
    Abu Hanifah : Tolong perlihatkan kepadaku di mana, di bagian mana tempatnya keju itu sekarang?
    Atheis : Tak ada tempat yang khusus. Keju itu menyeluruh meliputi dan bercampur dengan susu diseluruh bagian.
    Abu Hanifah : Kalau keju makhluk itu tidak ada tempat khusus dalam susu tersebut, apakah layak tuan meminta kepadaku untuk menetapkan tempat Allah Ta'ala?, Dia tidak bertempat dan tidak ditempatkan!

    Atheis : Tunjukkan kepada kami zat Rabbmu, apakah ia benda padat seperti besi, atau benda cair seperti air, atau menguap seperti gas?
    Abu Hanifah : Pernahkan tuan mendampingi orang sakit yang akan meninggal?
    Atheis : Ya, pernah.
  Abu Hanifah : Sebermula ia berbicara dengan tuan dan menggerak-gerakan anggota tubuhnya. Lalu tiba-tiba diam tak bergerak, apa yang menimbulkan perubahan itu?
    Atheis : Kerana rohnya telah meninggalkan tubuhnya.
    Abu Hanifah : Apakah waktu keluarnya roh itu tuan masih ada disana?
    Atheis : Ya, masih ada.
    Abu Hanifah : Ceritakanlah kepadaku, apakah rohnya itu benda padat seperti besi, atau cair seperti air atau menguap seprti gas?
    Atheis : Entahlah, kami tidak tahu.
    Abu Hanifah : Kalau tuan tidak boleh mengetahui bagaimana zat mahupun bentuk roh yang hanya sebuah makhluk, bagaimana tuan boleh memaksaku untuk mengutarakan zat Allah Ta'ala?!!

    Atheis : Ke arah manakah Allah sekarang menghadapkan wajahnya? Sebab segala sesuatu pasti mempunyai arah?
    Abu Hanifah : Jika tuan menyalakan lampu di dalam gelap malam, ke arah manakah sinar lampu itu menghadap?
    Atheis : Sinarnya menghadap ke seluruh arah dan penjuru.
    Abu Hanifah : Kalau demikian halnya dengan lampu yang cuma buatan itu, bagaimana dengan Allah Ta'ala Pencipta langit dan bumi, sebab Dia nur cahaya langit dan bumi.

    Atheis : Kalau ada orang masuk ke syurga itu ada awalnya, kenapa tidak ada akhirnya? Kenapa di syurga kekal selamanya?
    Abu Hanifah : Perhitungan angka pun ada awalnya tetapi tidak ada akhirnya.
    Atheis : Bagaimana kita boleh makan dan minum di syurga tanpa buang air kecil dan besar?
   Abu Hanifah : Tuan sudah mempraktekkanya ketika tuan ada di perut ibu tuan. Hidup dan makan minum selama sembilan bulan, akan tetapi tidak pernah buang air kecil dan besar disana. Baru kita melakukan dua hajat tersebut setelah keluar beberapa saat ke dunia.
    Atheis : Bagaimana kebaikan syurga akan bertambah dan tidak akan habis-habisnya jika dinafkahkan?
    Abu Hanifah : Allah juga menciptakan sesuatu di dunia, yang bila dinafkahkan malah bertambah banyak, seperti ilmu. Semakin diberikan (disebarkan) ilmu kita semakin berkembang (bertambah) dan tidak berkurang.

    "Ya! kalau segala sesuatu sudah ditakdirkan sebelum diciptakan, apa yang sedang Allah kerjakan sekarang?" tanya Atheis. "Tuan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dari atas mimbar, sedangkan saya menjawabnya dari atas lantai. Maka untuk menjawab pertanyaan tuan, saya mohon tuan turun dari atas mimbar dan saya akan menjawabnya di tempat tuan", pinta Abu Hanifah. Ilmuwan kafir itu turun dari mimbarnya, dan Abu Hanifah naik di atas. "Baiklah, sekarang saya akan menjawab pertanyaan tuan. Tuan bertanya apa pekerjaan Allah sekarang?". Ilmuwan kafir mengangguk. "Ada pekerjaan-Nya yang dijelaskan dan ada pula yang tidak dijelaskan. Pekerjaan-Nya sekarang ialah bahwa apabila di atas mimbar sedang berdiri seorang kafir yang tidak hak seperti tuan, Dia akan menurun kannya seperti sekarang, sedangkan apabila ada seorang mukmin di lantai yang berhak, dengan segera itu pula Dia akan mengangkatnya ke atas mimbar, demikian pekerjaan Allah setiap waktu". Para hadirin puas dengan jawapan yang diberikan oleh Abu Hanifah dan begitu pula dengan orang kafir itu.

---------------------

Kisah ini didapati dalam dua versi yang berbeda sedikit, satu mengatakan Atheis dan yang lain mengatakanya ilmuan kafir, persoalan-persoalan yang dikemukakannya adalah hampir sama, lalu di combine aja dech soalan-soalannya dan menyusunnya sekali. hehe ^-^

@@@---------------------------------------------------------@@@


you have read "Dialog Abu Hanifah Dengan Ilmuan Kafir Tentang Ketuhanan"
explore more widespread in
http://story99info.blogspot.com/

Salah seorang sahabat, Ansa bin Malik r.a. berkata: "Iblis laknat telah bertanya kepada Allah SWT antaranya ialah:-
    Kata Iblis kepada Allah SWT.: "Ya Tuhanku, Engkau telah memberikan kepada anak Adam itu tempat kediaman yakni rumah untuk berzikir kepadaMu. Tunjukkanlah kepadaku tempat kediamanku."

    Firman Allah SWT. yang bermaksud: "Wahai Iblis tempat kediamanmu ialah di dalam bilik air (tandas)."

    Iblis berkata: "Ya Tuhanku, Engkau telah memberikan kepada anak Adam itu tempat mereka berkumpul (mesjid, surau). Di manakah tempat bagiku berkumpul?"
    Firman Allah SWT. yang bermaksud: "Wahai Iblis tempat untuk kamu berkumpul ialah di pasar-pasar (di pusat-pusat membeli belah, pesta-pesta, kelab-kelab malam, majlis-majlis maksiat, tempat hiburan dan sebagainya)."

    Iblis berkata lagi: "Ya Tuhanku, Engkau telah memberikan kepada anak Adam itu kitab untuk mereka membaca (Al-Quran). Tunjukkanlah kepadaku apakah bahan bacaanku?"

    Firman Allah SWT. yang bermaksud: "Wahai Iblis, bahan bacaanmu ialah Syair (sajak dan yang bersangkutan dengannya)."

    Kata Iblis: "Ya Tuhanku, Engkau telah berikan kepada mereka cerita-cerita (kata-kata benar), apakah cerita-cerita bagiku?"

    Firman Allah SWT.: "Wahai Iblis, cerita bagimu ialah kata-kata dusta (bohong dan yang bersangkutan denganya)."

    Kata Iblis: "Ya Tuhanku, Engkau telah memberikan azan kepada anak Adam untuk mereka mengajak orang datang (mengumpulkan orang untuk sembahyang berjamaah). Apakah adzanku (untuk mengumpulkan orang)."

    Firman Allah SWT.: "Wahai Iblis, adzan untukmu ialah seruling."
    Kata Iblis: "Ya Tuhanku, Engkau telah mengutus para utusanmu (para nabi dan para Rasul) kepada anak-anak Adam. Siapakah yang akan menjadi utusan bagiku."

    Firman Allah SWT.: "Wahai Iblis, para utusanmu ialah dari dukun (dan yang lebih kurang sama dengannya)."

    Kata Iblis: "Ya Tuhanku, Engkau telah memberikan kitab bertulis (ayat-ayat Al-Quran) kepada anak-anak Adam. Apakah tulisan bagiku?"

    Firman Allah SWT.: "Wahai Iblis, tulisanmu ialah tulisan gincu yang palsu di badan (seperti lukisan-lukisan dilengan, tahi lalat yang diada-adakan dan yang lebih kurang sama dengannya)."

    Kata Iblis: "Ya Tuhanku, Engkau telah memberikan kepada anak-anak Adam itu perangkap-perangkap. Apakah perangkap bagiku."

    Firman Allah SWT.: "Wahai Iblis, perangkap untukmu ialah wanita-wanita."
    Kata Iblis: "Ya Tuhanku, Engkau telah memberikan makanan (yang disebutkan dengan namaMu) kepada anak-anak Adam. Apakah makanan bagiku?"

    Firman Allah SWT.: "Wahai Iblis, makanan untukmu ialah sesuatu yang tidak disebut nama Allah."
    Kata Iblis: "Ya Tuhanku, Engkau telah berikan minuman (minuman yang halal dan yang sentiasa dimulakan dengan bismillah) kepada anak-anak Adam. Apakah minuman bagiku?"

    Firman Allah SWT.: "Wahai Iblis, minuman untukmu ialah sesuatu yang memabukkan (seperti arak, yang lebih kurang sama dengannya dan minuman yang tidak dimulakan dengan bismillah)."

-------------

    Ibnu Mas'ud r.a. berkata: "Kalau seseorang itu makan dengan tidak membaca bismillah, maka syaitan akan makan bersamanya. Apabila seseorang itu makan dan dimulai dengan bismillah maka syaitan tidak akan dapat makan bersama bahkan syaitan akan memuntahkan kembali apa-apa yang sudah dimakannya."

    Ibrahim Annakhaai berkata: "Kalau seseorang itu masuk ke rumahnya dan memberi salam, maka syaitan akan berkata: "Tidak ada tempat bagiku di sini." Dan kalau seseorang itu hendak makan atau minum lalu dimulai dengan bismillah maka syaitan akan berkata: "Tidak ada tempat dan tidak ada makanan dan minuman untukku di sini." Akan keluarlah syaitan dengan rasa kecewa.


@@@-----------------------------------------------------------------------------@@@

you have read "Dialog Allah SWT dan Iblis (Mengenai Tempat Tinggal)"
explore more widespread in http://story99info.blogspot.com/

Al-Israa-iiliyaat dalam kisah "Harut dan Marut" (Dinukil dari kitab al-israa-iiliyaat fit-Tafsiir, Dr. Muhammad bin Muhammad Abu Syahbah) Diriwayatkan oleh as-Sayuthi dalam kitab ad-Durrul Mantsuur, ditafsirkan dalam firman Allah SWT, "… Dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut…." (al-Baqarah: 102). Terdapat riwayat yang sangat banyak dan kisah-kisah yang menakjubkan ini yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, Ibnu Mas'ud, dan Ali. Juga oleh Ibnu Abbas, Mujahid, Ka'ah, Rabi', dan as-Sady yang meriwayatkan dari Ibnu Jarirath-Thabari dalam tafsirnya, Ibnu Mardaweh, dan al-Hakim. Ibnu al-Mundzirdan Ibnu Abi ad-Dunya serta al-Baihaqi dan al-Khatib dalam tafsir-tafsir, kitab-kitab, dan khulashah-nya, "Ketika masyarakat dari anak-anak Adam a.s. terjerumus dalam perbuatan-perbuatan maksiat dan kafir kepada Allah SWT. Para malaikat di atas langit berkata, "Ya Rabb, alam raya ini Engkau ciptakan sebagai tempat untuk beribadah dan taat kepada-Mu. Mereka telah berbuat maksiat, kafir, membunuh orang yang diharamkan, memakan harta haram, mencuri, berzina, dan meminum khamar (minuman keras)". Mereka (para malaikat) selalu mengajukan tuntutan atas apa yang diperbuat manusia tanpa bisa memakluminya. Lalu dikatakan kepada mereka, 'Manusia-manusia itu dalam keadaan tidak sadar.' Namun mereka tetap saja tidak mau memakluminya. Didalam sebagian riwayat dikatakan bahwa Allah SWT berfirman kepada mereka, 'Jika kalian menempati posisi mereka niscaya kalian juga akan melakukan seperti apa yang mereka lakukan.' Mereka berkata, 'Mahasuci Engkau, kami tidak akan pernah melakukan hal itu'" Didalam riwayat lain dikatakan kepada mereka, 'Tidak akan pernah.' Lalu dikatakan kepada mereka, 'Pilihlah dua orang malaikat diantara kalian, Aku akan memerintahkannya untuk melakukan apa-apa yang-Ku perintahkan dan melarangnya untuk berbuat maksiat kepada-Ku.'

Lalu mereka memilih Harut dan Marut. Keduanya segera turun ke bumi setelah dilengkapi dengan perangkat syahwat, sebagaimana yang terdapat pada manusia. Keduanya diperintahkan untuk senantiasa menyembah Allah SWT dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, dilarang membunuh manusia yang diharamkan, memakan harta haram, mencuri, berzina, dan meminum khamar. Keduanya tinggal di bumi selama beberapa tahun dan tinggal diantara manusia dengan benar. Pada suatu zaman terdapat seorang wanita yang kecantikannya dikalangan manusia laksana kecantikan planet Venus diantara gugusan galaksi diangkasa. Kedua malaikat itu sama-sama ingin memiliki wanita tersebut. Namun wanita itu menolak kecuali jika keduanya mengikuti agamanya. Lalu keduanya menanyakan agama yang dianut oleh wanita tersebut. Wanita cantik itu segera mengeluarkan dan memperlihatkan sebuah berhala. 'Kami tidak punya keinginan untuk menyembah ini,' tolak kedua malaikat itu. Setelah itu, keduanya berlalu dan mnyembah kepada Allah SWT.

Kemudian kedua malaikat itu mendatangi wanita tersebut dan berusaha menaklukannya dengan kata-kata, dengan harapan bisa memilikinya. Namun, wanita itu tetap menolak kecuali jika keduanya menyembah berhala yang disembahnya. Kedua malaikat itu tetap menolak. Ketika wanita itu melihat dua laki-laki itu tetap tidak mau menyerah dan menyembah berhala, ia berkata, 'Jika kalian tetap menolak, pilihlah satu diantara tiga pilihan. Kalian menyembah berhala ini, membunuh manusia atau minum khamar.' Keduanya segera berkata, 'Yang paling mudah dari ketiga pilihan itu adalah meminum khamar.'

Wanita itu segera meminumkan khamar kepada keduanya. Setelah minum khamar mereka menyetubuhi wanitu itu. Pada saat mereka melakukan perbuatan itu, seorang lelaki lewat dihadapannya. Karena keduanya merasa khawatir bahwa orang itu akan menyebar luaskan apa yang dilakukannya, mereka segera membunuhnya.

Begitu sadar dari mabuknya, keduanya segera menyadari kesalahan yang baru saja dilakukannya dan ingin segera kembali ke atas langit. Namun, mereka tidak bisa melakukannya. Dengan demikian penutup tabir rahasia antara keduanya dengan penghuni langit sudah terungkap. Pada saat itu, para malaikat menyaksikan sendiri perbuatan dosa yang telah dilakukan oleh kedua rekannya dan mengetahui dengan pasti bahwa orang yang kehilangan kesadaran mereka kadang rasa takutnya akan lebih sedikit. Sejak saat itu, mereka selalu memohonkan ampunan untuk penghuni bumi.

Setelah kesalahan yang menimpa kedua malaikat itu terjadi, lalu dikatakan kepadanya, 'Sekarang pilihlah, azab dunia atau azab akhirat.' Keduanya berkata, 'Azab dunia akan berakhir sedangkan azab akhirat tidak akan pernah berakhir.' Keduanya memilih azab dunia. Kemudian keduanya ditempatkan di negeri Babil dan diazab dengan kedua kaki terikat. Di dalam sebagian riwayat dikatakan, 'Bahwa keduanya mengajari wanita itu kalimat yang dapat membuat keduanya naik ke langit. Lalu wanita itu naik ke atas langit, namun Allah memutuskannya.' Planet yang dikenal dengan nama Zahrah (Venus) adalah penjelmaan wanita tersebut!'"

Semua cerita diatas adalah khurafat-khurafat anak cucu Israel dan kebohongan mereka yang tidak masuk akal, tidak masuk dalam nukilan dan tidak masuk dalam syariat. Dan, sebagian perawi kisah khurafat batil ini dalam meriwayatkannya tidak sampai kepada para sahabat dan tabi'in. Akan tetapi, mereka telah membuka pintu-pintu kejahatan dan memasukinya. Mereka telah melekatkan dan mengangkat kebohongan ini kepada Rasulullah SAW. Mahasuci Allah Rabb-ku, ini adalah perbuatan keji yang sangat besar.

Imam Abu al-Farj telah menghukumi kisah itu sebagai hadits palsu danas-Syihab al-Iraqi telah menaskahkan bahwa orang percaya bahwa Harut dan Marut adalah dua orang malaikat yang diazab, karena kesalahan yang telah dilakukannya, maka ia telah kafir kepada Allah Yang Maha Agung.

Imam al-Qadhi 'Ayadh dalam kitab asy-Syifa berkata, "Bahwa apa yang disebutkan oleh para perawi dan dinukil oleh para ahli tafsir tentang kisah Harut dan Marut tidak memiliki arti apa-apa dan tidak benar berasal dari sabda Rasulullah saw. serta bukan sesuatu yang diambil dari qiyas."

Kemudian jika ditinjau dari segi akal kisah ini tidak bisa diterima. Karena para malaikat suci dan bersih dari dosa besar semacam ini yang tidak bersumber, kecuali dari akhlak yang buruk. Allah SWT telah memberitahukan tentang mereka tidak pernah mengingkari apa-apa yang diperintahkan-Nya dan senantisa menjalankan apa-apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam sebagian riwayat yang telah dikemukankan yang menjwab firman Allah SWT. Di dalam riwayat lain dikatakanbahwa Allah SWT berfirman kepada mereka, "Jika kalian berdua diuji sebagaimana ujian yang diterapkan kepada anak cucu Adam a.s., kalian juga akan berbuat maksiat kepada-Ku." Kedua malaikat itu menjawab, "Kalaupun Engkau juga menguji kami dengan ujian yang Kau terapkan kepada anak-anak Adam, kami sekali-kali tidak akan berbuat maksiat kepada-Mu." Menanggapi firman Allah SWT adalah suatu kekafiran, karena akan menjauhkan orang yang memiliki pengetahuan tentang Allah dan sifat-sifat-Nya dari-Nya. Bagaimana mungkin seorang yang jahat dapat naik ke langit dan menjadi salah satu gugusan galaksi yang berkilau. Lalu bintang apakah gerangan yang mereka berinama az-Zahrah dan mereka anggap sebagai penjelmaan dari wanita jahat tersebut. Lalu Allah memutuskannya kecuali tetap berada di tempatnya sejak Ia menciptakan lapisan langit dan bumi.

Khurafat yang tidak ditemukan tersebut, sebenarnya cerita itu dinukil dan tidak berdasarkan pada logika yang benar, sangat bertentangan dengan keyakinan yang dianut oleh para ilmuwan modern.


@ . . . . . . . . . . . . . . . . . @


you have read " Kisah Harut dan Marut "
explore more widespread knowledge at
http://story99info.blogspot.com/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Translate

Popular Post

Open Cbox

Followers